Diceriterakan kisah ekspedisinya Danghyang Nirartha dari Blangbangan ke Bali menuju Gelgel dan mendirikan ajaran agama serta parhyangan-parhyangan seperti Pura Pulaki.
Banyak para Brahmana yang datang ke Bali yang memang dari leluhurnya bersaudara seperti Danghyang Sidhimantra yang berputra Manik Angkeran yang selanjutnya menurunkan keturunan Brahmana di Bali.
Dengan pemerintahan Dalem Di Made di Gelgel, maka De Bandesa Pasek Tangkas diperintahkannya untuk menjadi Bandesa di seluruh desa-desa, Baleagung di Bali serta di berikan imbalan tanah (pelabaan desa). Mulai kini lah dibagikan wilayahnya Kapasekan kepada Pasek seperti di sebelah utara Gelgel Gunung Agung diberikan kepada De Pasek Tohjiwa dan duduk di Tulamben. Keempat putra dari De Pasek Padang Subadra di Banjar Carukcuk, I Wayan Gaduh di Banjar Batugiling. I Gede Tangkas Jaya di Banjar Sibetan, De Wayan Gelgel di Banjar Caniga sebelah Barat Laut Baleagung. De Pasek Kubakal di Banjar Dalundungan, De Wayan Kadangkan di Banjar Desa, De Pasek Tatar di Banjar Peken. Tetapi De Pasek Prateka melakukan tapa bratayoga samadi di Gunung Gamongan, serta Pasek Dukuh Belatung di desa Belatung sebagai tegal pegagaan.
Pada babad ini juga diceriterakan dan dipaparkan pemerintahan Dalem dengan para patih, Manca, Brahmana serta keturunannya sampai hancur dan runtuhnya Dalem. Di samping itu juga perselisihan di antara putra Dalem, para Ksatria, dan juga kepercayaan terhadap Brahmana dan pendeta yang semakin merosot.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar