Kamis, 16 September 2010

Sejarah berdirinya Keraton Smarajaya Klungkung


Kemenangan terhadap I Gusti Agung Maruti telah membuat kharisma dan wibawa dinasti Kepakisan kembali pulih, maka untuk mengisi pemerintahan diangkatlah Sri Agung Jambe putra bungsu Dalem Di Made sebagai raja. Tetapi atas saran Ki Gusti Sidemen, pusat kerajaan tidak lagi di Gelgel, dan dipindahkan ke desa Klungkung dengan nama keraton smarajaya. Alasan perpindahan keraton ini diperkirakan karena keraton Sueca Pura Gelgel secara fisik sudah rusak akibat seringnya terjadi pemberontakan pada tahun 1651 Masehi, serta dianggap sudah tyidak memiliki wibawa lagi sebagai pusat pemerintahan. Kini semua pusaka-pusaka kebesaran dinasti Kepakisan yang dibawa dari Majapahit sudah dipegang oleh Sri Agung Jambe


1. Dewa Agung Jambe (sri Agung Jambe) raja Klungkung I
Satu hal yang menarik setelah kerajaan Gelgel dipindahkan ke Klungkung adalah, bahwa Sri Agung Jambe yang diangkat sebagai raja Klungkung I Tahun 1686 M lagi memakai gelar Dalem. Hal ini mengisyaratkan bahwa ada keinginan untuk nmelepaskan didi dari ikatan Majapahit, maka gelar yang mulia dipakai adalah Dewa Agung. Dengan demikian Sri Agung Jambe adalah raja I di Bali yang memakai gelar Dewa Agung dengan gelar Dewa Agung Jambe, yang berlaku terus untuk raja pengganti beliau, meskipun akhirnya setelah penghapusan gelar jawa peninggalan Gajah Mada ini telah berhasil, namun ada penurunan akan jumlah wilayah yang pernah dikuasai oleh leluhurnya pada jaman Gelgel. Tetapi setidaknya usaha untuk membuktikan diri sebagai raja yang otonom benar-benar sangat berhasil, selanjutnya dengan tidak ditemukannya angka tahun lamanya pemerintahan Dewa Agung Jambe sebagai raja Klungkung I, maka beliau digantikan oleh putra beliau bernama Dewa Agung Made. 

2. Dewa Agung Made Raja Klungkung II
Dewa Made Agung adalah putra dari Dewa Agung Jambe yang dinobatkan sebagai raja II di Keraton Smarajaya Klungkung, tetapi informasi mengenai pemerintahan Dewa Agung Made ini hampir tidak pernah ditulis. Yang jelas berdasarkan bukti-bukti adanya penerus kepenguasaan, mencerminkan bahwa raja ini dapat memegang tampuk pemerintahan dengan baik.

3. Dewa Agung Dimadya Raja Klungkung III
Setelah berakhirnya pemerintahan Dewa Agung Made, maka beliau digantikan oleh putranya bernama Dewa Agung Dimadya sebagai raja III kerajaan Klungkung. Sama seperti ayahnya, informasi menganai pemerintahan ini juga sedikit sekali informasinya.

4. Dewa Agung Sakti Raja Klungkung IV
Sumber-sumber sejarah yang menyebutkan tentang pemerintahan Dewa Agung Sakti sebagai Raja Klungkung IV juga sulit ditemukan. Yang jelas beliau adalah putra dari Dewa Agung Dimadya. Mungkin pada masa pemerintahan raja-raja Klungkung yang sedikit informasinya ini, menandakan bahwa peranan beliau tidak terlalu menonjol. Dan mungkin juga disebabkan karena pada masa ini keadaan sangat stabil.

5. Dewa Agung Putra I ( Dewa Agung Putra Kusamba) Raja Klungkung V
Dewa Agung Sakti sebagai raja Klungkung ke -4, akhirnya digantikan oleh putranya yaitu Dewa Agung Putra I ( Dewa Agung Putra Kusamba )

6. Dewa Agung Putra II
Dewa Agung Putra Balemas sebagai raja Klungkung ke-6 adalah putra dari Dewa Agung Putra Kusamba. Raja inilah yang mengawali benih konflik dengan pemerintah Belanda, dengan penandatanganan surat kontrak tahun 1841 Masehi

7. Dewa Agung Istri Kanya Raja Klungkung VII
Dewa Agung istri Kanya adalah adik dari Dewa Agung Putra Balemas, yang akhirnya mengobarkan peristiwa perang Kusamba menentang intervensi Belanda (Mei sampai Juli 1849). Yang menonjol dari peristiwa ini adalah keberanian Dewa Agung Istri Kanya sebagai seorang raja perempuan yang disegani, dan yang menyebabkan gugurnya Jendral Michiels sebagai salah satu petinggi kompeni Belanda

8. Dewa Agung Ktut Agung Raja Klungkung VIII
Raja Klungkung ke-8 ini merupakan putra bungsu Dewa Agung Sakti. Sebelum menjadi raja, beliau sangat berperan membantu Dewa Agung Istri kanya saat perang Kusamba sebagai Mangkubumi. Dengan keberaniannya pernah memimpin laskar Klungkung membantu Buleleng dalam perang Jagaraga di Den Bukit.

9. Dewa Agung Putra III (Betara Dalem Ring Rum ) Raja Klungkung IX
Riwayat Raja Klungkung ke -9 ini tidak banyak ditulis dalam berbagai sumber sejarah. Tetapi yang jelas beliau adalah satu-stunya raja Klungkung yang kembali memakai gelar Dalem.

10. Dewa Agung Jambe raja Klungkung X
Dewa Agung Jambe adalah raja Klungkung terakhir (putra dari betara Dalem Ring (Rum) yang gugur beserta seluruh keluarga puri, para bangsawan, dan laskar Klungkung saat terjadi perang Puputan melawan Kolonialisme Belanda pada tanggal 28 Apri 1908

Tidak ada komentar:

Posting Komentar